
PADANG, Prevalensi penyalahguna narkoba di Provinsi Sumatera Barat menginjak angka 1,10% atau 63.903 jiwa (data Indonesia Drugs Report 2020) menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat, pemerintah dan BNN Provinsi Sumatera Barat. Dalam kesempatan peringatan HANI tahun 2021, Kepala BNN RI Bapak Petrus Reinhard Golose menyatakan bahwa BNN sebagai Lembaga negara yang mengemban tugas Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) bekerja lebih keras untuk keluar dari kondisi Indonesia darurat narkoba.
Untuk menekan angka prevalensi penyalahguna narkoba yang cukup tinggi di Provinsi Sumatera Barat, BNNP Sumatera Barat mengadakan kegiatan ketahanan keluarga sesuai dengan renstra BNN tahun 2020-2024. Mencegah seseorang untuk tidak menggunakan narkoba tentunya akan mengurangi jumlah calon-calon pembeli narkoba baru sehingga diharapkan lingkaran peredaran narkoba akan terputus karena tidak ada lagi permintaan (Demand) dari pembeli.
Secara teori, menurut Hill (dalam Lestari, 2016) dalam buku Psikologi Keluarga, keluarga didefinisikan sebagai rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan. Keluarga tidak hanya sebatas hubungan darah secara biologis melalui perkawinan atau keluarga inti (suami, istri, dan anak), tetapi juga keluarga batih. Keluarga batih ini merupakan anggota keluarga yang masih memiliki kedekatan karena hubungan perkawinan, misalnya keluarga besan.
Ketahanan keluarga adalah benteng pertama yang menjadi tameng dalam mencegah penyalahguna narkoba baru sedari dini. Diharapkan dengan kehadiran, komunikasi yang baik dan terbuka serta dukungan orang tua dalam setiap masa perkembangan anak dapat menjadikan anak kebal dari pengaruh negatif di lingkungannya terutama dalam hal penyalahgunaan narkoba.
Koordinator Bidang P2M BNN Provinsi Sumatera Barat, Bapak Josra Maidi mengatakan dalam sambutannya terkait pentingnya memiliki rasa saling memahami dalam hubungan orang tua dan anak. Pada kegiatan ini BNN Provinsi Sumatera Barat mengundang narasumber dari BKKBN Provinsi Sumbar, Ibu Drs. Desra, MM dan ibu Regi Astriningsih, S.Psi, M.Psi, Psikolog dari Psikolog Klinis RSIA Restu Ibu Padang.
Kegiatan Ketahanan Keluarga Anti Narkoba yang mengundang 10 keluarga (ibu dan anak) dari kelurahan rawang ini dibagi dalam 4 kali pertemuan yang akan dilaksanakan setiap 2 minggu sekali. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2021 dibagi dalam empat sesi, yaitu dua sesi keluarga, satu kali sesi orang tua dan satu kali sesi anak.
Pada sesi keluarga pertama orang tua dan anak membahas tentang karakteristik remaja seperti karakteristik fisik, kognitif, karakteristik sosial dan karakteristik emosional remaja. Dilanjutkan dengan materi komunikasi orang tua dan anak. Membangun hubungan yang baik dan kuat antara orang tua dan anak tidak lepas dari keterampilan berkomunikasi. Seni berkomunikasi antara orang tua dan anak akan berbanding lurus dengan keterampilan orang tua dalam mengasuh. Setiap pilihan kata dan intonasi nada yang disampaikan orang tua kepada anak akan sangat mempengaruhi makna dari apa yang disampaikan sehingga terhindar dari kesalahpahaman mengingat usia remaja adalah saat dimana anak mencari jati diri dan belum memiliki kematangan. Keterampilan komunikasi yang harus dimiliki oleh orang tua tak lepas dari keterampilan mendengar dan respon minimal agar terjalin komunikasi yang baik dan kuat antara orang tua dengan anak.
Kegiatan dilanjutkan dengan membagi orang tua dan anak. Sesi orang tua dengan materi memahami anak dengan aktivitas mengenal perkembangan remaja, mendengar dan memberi perhatian pada anak dan menggunakan penghargaan. Tujuan materi memahami anak adalah untuk membantu orangtua merasa nyaman dalam kelompok, memperkenalkan pentingnya keterampilan pengasuhan dan membantu orang tua mendengar dan memberi penghargaan pada anak secara tepat dan benar.
Sedangkan pada sesi anak, anak belajar tentang mengembangkan kualitas diri. Pada sesi anak, kegiatan dilakukan dengan sangat ceria melalui permainan dan role play. Tujuan pada sesi anak ini adalah untuk membantu anak merasa diterima, membantu anak merasa nyaman antara satu dengan yang lainnya, membantu anak mengenali kualitas diri yang ingin dikembangkan saat mereka tumbuh dewasa dan menunjukkan kepada anak bahwa kulitas diri yang dimiliki orang tua mempengaruhi cara mereka dalam bersikap dan dalam melakukan sesuatu.
Pada sesi terakhir orang tua dan anak dikumpulkan dalam satu ruangan kembali untuk mengimplementasikan materi yang sebelumnya didapat dimana orang tua mendengarkan dan mencoba memahami anak dan anak membagikan kualitas diri yang sebelumnya sudah didiskusikan oleh pemateri pada sesi anak melalui permainan dan role play. Setelah itu, orang tua dan anak membuat pohon keluarga tentang kualitas diri dan kekuatan keluarga.
Diharapkan setelah pulang dari pertemuan pertama, orang tua dapat membagikan materi yang didapat selama mengikuti pertemuan pertama, berlatih untuk selalu mendengarkan anak-anak dan mendampingi dalam setiap perkembangannya serta dapat semakin mengenali kualitas diri dan kekuatan keluarga yang telah coba diperlihatkan melalui pohon keluarga. (Kris)
Instagram: @infobnn_prov_sumbar
Twitter. : @bnnprovsumbar
Facebook Fan page : @bnnprovsumbar
YouTube: Humas BNNP Sumbar